Allah menjelaskan karakter dan perilaku orang-orang yang beriman, laki-laki maupun perempuan, serta balasannya dalam kehidupan di dunia ini maupun di akhirat nanti dalam firman-nya,
وَٱلۡمُؤۡمِنُونَ وَٱلۡمُؤۡمِنَـٰتُ بَعۡضُهُمۡ أَوۡلِیَاۤءُ بَعۡضࣲۚ یَأۡمُرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَیَنۡهَوۡنَ عَنِ ٱلۡمُنكَرِ وَیُقِیمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ وَیُؤۡتُونَ ٱلزَّكَوٰةَ وَیُطِیعُونَ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥۤۚ أُو۟لَـٰۤىِٕكَ سَیَرۡحَمُهُمُ ٱللَّهُۗ إِنَّ ٱللَّهَ عَزِیزٌ حَكِیمࣱ.
“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka (adalah) men jadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang mak ruf, mencegah dari yang mungkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.” (Surat At-Taubah : 71).
Sedangkan sifat dan kelakuan orang-orang munafik (laki-laki maupun perempuan) yang bertentang an secara diametral dengan kelakuan orang-orang yang beriman, serta balasan yang akan mereka terima di dunia ini maupun di akhirat nanti dalam firman-nya,
وَعَدَ ٱللَّهُ ٱلۡمُنَـٰفِقِینَ وَٱلۡمُنَـٰفِقَـٰتِ وَٱلۡكُفَّارَ نَارَ جَهَنَّمَ خَـٰلِدِینَ فِیهَاۚ هِیَ حَسۡبُهُمۡۚ وَلَعَنَهُمُ ٱللَّهُۖ وَلَهُمۡ عَذَابࣱ مُّقِیمࣱ.
“Allah mengancam orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang kafir dengan neraka Jahanam, mereka kekal di dalamnya. Cukuplah neraka itu bagi mereka, dan Allah melaknati mereka, dan bagi mereka azab yang kekal.” (Surat At-Taubah : 68).
Terdapat perbedaan yang jelas antara orang mukmin dengan orang munafik.
Fakta kebaikan seorang mukmin bisa dipercaya dan bahkan jauh lebih baik daripada berita-berita dan kesan orang-orang mengenai dirinya. Sedangkan fakta keburukan seorang munafik jauh lebih parah daripada berita-berita dan kesan orang-orang mengenai dirinya. Jadi jika seseorang dikesankan sebagai orang baik di masyarakat karena kuatnya pencitraan lewat berita-berita tentang ketakwaannya kepada Allah tetapi faktanya tidak demikian, maka itulah orang munafik yang membedakannya dengan orang beriman yang bertakwa. Dengan kata lain orang yang suka pencitraan untuk menutupi fakta keburukan yang sebenarnya, sesungguhnya adalah orang munafik.
Ada perumpamaan antara orang yang beriman dengan orang munafik yang indah sekali yang disampaikan oleh para Ulama Salaf.
قال فضيل بن عياض رحمه الله:
المؤمن يزرع نخلاً، ويخاف أن يثمر شوكاً، والمنافق يزرع شوكاً، ويطلب أن يثمر رطباً.
إحياء القلوب لمحمود الكردي: ص، ٢١٣.
(mqaall.com)
Berkata Imam Fudhoil bin’Iyadh رحمه الله,
Seorang mukmin itu bagaikan menanam kurma dan khawatir jika tumbuhnya adalah pohon berduri. Sedangkan orang munafik itu bagaikan menanam pohon berduri tetapi berharap menghasilkan buah kurma muda